Gary Neville kembali jadi bahan perbincangan setelah masa lalunya yang enggan menyanyikan lagu kebangsaan Inggris kembali mencuat. Dibawah ini anda akan melihat informasi mengenai sepak bola menarik hari ini yang telah dirangkum oleh GOAL EDN.
Dalam beberapa turnamen besar seperti Euro 1996, ia terlihat diam ketika “God Save The Queen” dinyanyikan, berbeda dengan rekan-rekannya.
Kontroversi ini kembali ramai setelah Neville mengunggah video di LinkedIn. Dalam video itu, ia menyebut bahwa perpecahan sosial di Inggris banyak dipicu oleh “pria kulit putih paruh baya yang marah.” Ucapannya menyoroti makna patriotisme yang ia nilai kerap disalahartikan.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Neville juga membagikan kisah saat ia menurunkan bendera Union Jack dari proyeknya di Manchester, karena menurutnya simbol itu telah digunakan dalam konteks negatif. Aksi itu menuai pujian sekaligus kritik dari publik.
Alasan Pribadi di Balik Sikap Bungkamnya
Dalam sebuah wawancara, Neville menjelaskan bahwa keputusannya tidak menyanyikan lagu kebangsaan bukan karena tak cinta negara. Menurutnya, ia hanya ingin menunjukkan keseriusan menghadapi pertandingan dan tidak ingin emosional sebelum laga dimulai.
“Saya merasa saya bekerja, bukan sedang tampil dalam upacara. Jadi saya memilih diam dan fokus,” ujarnya. Ia juga mengaku sikap tersebut awalnya ditujukan sebagai bentuk protes terhadap petinggi FA saat itu, Geoff Thompson.
Neville merasa tidak dihargai secara personal oleh Thompson. “Dia cuma bicara satu kali dengan saya, dan itu hanya soal lagu kebangsaan. Bukan tentang strategi, bukan soal tim, hanya itu,” ujarnya tegas.
Baca Juga: Kisah Mantan Wonderkid MU Bangkit dari Vonis Penjara
Tak Mau Dikendalikan Oleh Petinggi Sepak Bola
Neville menyampaikan ketidaksukaannya terhadap orang-orang “bersetelan jas” yang menurutnya hanya peduli pada simbolisme, bukan esensi. Ia tidak ingin mengikuti aturan yang ia rasa tidak masuk akal atau hanya formalitas semata.
Ketika ditanya apakah ia bersalah karena tidak bernyanyi, Neville menjawab bahwa mungkin itu keputusan yang salah. Tapi pada saat itu, ia merasa itulah yang benar untuk dirinya sendiri dan tim.
Sikap tersebut ia pertahankan hingga Piala Dunia 2006. Dalam banyak momen, ia tetap memilih menunduk saat lagu kebangsaan dikumandangkan, meskipun sorotan publik semakin tajam.
Setelah Gantung Sepatu: Tetap Bersuara Lantang
Usai pensiun dari Timnas pada 2009 dan dari klub Manchester United pada 2011, Neville melanjutkan karier sebagai pelatih sebentar, lalu menjadi pundit sepak bola. Kini ia dikenal sebagai sosok vokal yang sering membahas isu sosial di Inggris.
Ia menggunakan platform-nya untuk mengajak orang berpikir ulang soal nasionalisme dan bagaimana seharusnya warga negara mengekspresikan cinta tanah air. Baginya, rasa cinta tak harus ditunjukkan lewat nyanyian semata.
Meski pilihannya kontroversial, banyak yang mulai memahami bahwa bentuk cinta pada negara bisa berbeda-beda. Neville memilih jalan yang tak biasa, namun tetap dengan tujuan yang ia yakini benar. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita sepak bola terupdate lainnya hanya dengan klik goaledn.com.